INDOTREND – Banda Aceh – Dalam beberapa hari terakhir, Kota Banda Aceh diguyur hujan deras yang disertai angin kencang dan petir. Cuaca ini membuat Ibu Kota Provinsi Aceh berpotensi dilanda banjir.
Melihat kondisi tersebut, Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemko Banda Aceh untuk siaga banjir.
Kadis PUPR Banda Aceh M Yasir mengatakan dirinya telah menerima perintah langsung dari pj wali kota terkait instruksi tersebut dan telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan penanganan.
“Sesuai instruksi Pak Wali, kita bersiaga untuk antisipasi dan penanganan banjir di tengah hujan deras yang mengguyur Banda Aceh dalam beberapa hari ini. Mengingat, debit Krueng Aceh juga saat ini sudah naik,” kata M Yasir.
Yasir mengatakan, pihak terus bersiaga dan melakukan koordinasi dengan OPD terkait. “Kita juga berkoordinasi dengan camat di wilayahnya masing-masing untuk terus aktif memantau pintu-pintu air yang ada. Mereka juga harus melaporkan apabila ada hal-hal yang menghambat aliran air ke sungai terdekat,” ujarnya.
Disampaikannya, sejak tadi malam tiga rumah pompa telah beroperasi untuk memastikan genangan di kawasan permukiman cepat menyusut dan normal kembali. “Apabila hujan terus, maka delapan rumah pompa siap dioperasionalkan sebagai salah satu upaya pengendalian banjir di Banda Aceh,” ungkapnya.
Yasir juga menjelaskan, pihaknya mewaspadai limpahan air hujan yang masuk ke sungai-sungai dari Aceh Besar ke Banda Aceh. “Delapan titik rumah pompa dan satu pompa di underpass Beurawe juga dalam kondisi siaga,” ungkapnya lagi.
Sementara itu, Kabid SDA Dinas PUPR Banda Aceh Fernanda menambahkan, selain kondisi stasiun rumah pompa siap dioperasikan, pihaknya juga menyiagakan mobil pompa air mobile yang bisa dibawa ke tempat yang diperlukan untuk penyedotan air di kawasan pemukiman penduduk.
Hal lainnya, Dinas PUPR telah mengarahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan jumlah 20 personil untuk melakukan pengecekankondisi pintu-pintu air, terutama pada aliran Krueng Aceh yang merupakan limpahan aliran air hujan dari Aceh Besar ke Banda Aceh.
“Di samping pengecekan pintu-pintu air, tim juga melakukan kontrol pembersihan sampah-sampah pada saluran-saluran primer yang mengarah langsung ke sungai,” ungkapnya.