INDOTREND – JAKARTA – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, akan mengambil langkah strategis untuk menurunkan angka kasus stunting di Aceh,, gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk.
“Semoga apa yang kita dapat tentang stunting dalam seminar yang diselenggarakan DWP Pusat ini, bisa kita implementasikan di daerah kita, khususnya di Aceh, supaya mengurangi kasus stuning di Aceh,” kata Ketua DWP Aceh Mellani Subarni, di sela-sela Seminar Nasional Dharma Wanita Persatuan tahun 2022, di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Hotel, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022.
Seminar Nasional yang bertemakan “DWP Bergerak Bersama Untuk Mewujudkan Keluarga Bahagia dan Sejahtera” itu, diselenggarakan dalam rangka HUT Ke-23 Dharma Wanita Persatuan tahun 2022, yang berlangsung sejak 1 hingga 3 Desember.
Dalam hal ini, kata Mellani, DWP Aceh akan melakukan langkah-langkah strategis untuk pengentasan kasus stunting di Aceh, dengan sejumlah program, diantaranya mengadakan bakti sosial ke lokasi yang terdampak stunting.
“Nanti juga Minggu depan tanggal 6 Desember ini kita akan mengadakan bakti sosial ibu-ibu dharma wanita memberi bantuan kepada ibu hamil dan anak-anak stunting,” katanya.
Ia menyebutkan, program tersebut dilakukan bukan hanya dari Pemerintah Aceh, tapi merupakan program dari Pemerintah Pusat yang dinilai bisa menurunkan angka stunting pada anak.
“Mari kita bersama-sama menegakkan program minimalisasi stunting di setiap instansi, kita kerja bersama, pasti bisa,” ujarnya.
Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, sebanyak 33,2 persen anak usia di bawah lima tahun (balita) di Provinsi Aceh mengalami stunting.
Adapun kasus stunting tertinggi terjadi di Kabupaten Gayo Lues sebesar 42,9 persen. Sementara, angka stunting di Kota Banda Aceh menjadi yang terendah, yakni 23,4 persen.
Sementara itu, Pemerintah Aceh gencar melakukan berbagai program percepatan penurunan angka stunting di tengah masyarakat. Salah satunya, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap untuk balita melalui Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA).